aku bikin novel? ><

aku bikin novel?? serius? eeepp no no, miyaw ga bikin novel! Cuma salah satu FF one-shot aku dipublish di novel yang berisikan dengan FF-FF author keren lainnya. ‘XOXO LOVE’ adalah judul novelnya. Berisikan Kompilasi FF EXO dari finalis BIG 30 … Continue reading

A Were-Cat (Prologue)

Seekor citah berlari dengan kencang diantara pepohonan yang lebat. Awan gelap yang menyelimuti cahaya bulan, sangat tidak membantu didalam hutan lebat ini. Suara ranting patah dan nafas yang terengah terdengar sekarang dan seterusnya.

Citah kecil yg berada di antara giginya merintih ketakutan melihat ibunya panik dan seperti berlari dari lahapan neraka. Derap kaki dibelakang mereka menggema mengikuti mereka.

Citah betina itu melihat sebuah gua kecil dari sudut matanya. Dia membuat manuver menikung dan berlari menuju gua itu.

Di taruh citah kecil itu ditanah dan menjilat wajahnya. Si kecil merintih dan menyeder ke usapan ibunya. Tapi ibunya menjauh dan berlari keluar. Citah kecil itu akan mengejar ibunya tepat ketika petir menggelegar membuatnya mengeong dan bersembunyi di dalam gua. Ingin mengejar induknya, tapi yang hanya ia bisa lakukan hanya meringkuk bersembunyi dibalik batu.

Dan yang ia tau selanjutnya, bau ibunya menghilang.

Si citah kecil berlari keluar dari gua, dengan depresi ia terus berlari mencari ibunya. Air hujan menghapus airmatanya. Suara gemuruh menemaninya didalam lubang kepanikkan. Dia tidak bisa berpikir lagi, kepalanya sudah terselimuti awan tebal. Yang bisa dia lakukan hanya berlari dan berlari mencari ibunya.

 

Terengah-engah, lapar, dan kehabisan tenaga. Kaki-kaki kecilnya yang lelah berlari, perlahan hanya bisa ia seret hingga terjatuh di tanah yang basah. Pandangannya semakin buram hingga semuanya hitam saat dia merasakan seseorang mengangkat tubuhnya. Baunya sangat familiar dihidungnya, namun tidak berbau seperti ibunya. Ia berusaha membuka perlahan matanya, dan..

 

Taeyeon membuka matanya dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Air matanya yang terus mengalir ia usap dengan lengan piyamanya. Dia berusaha mengingat mimpi yang selalu menghampirinya itu, tapi tidak ada satupun yang ia ingat. Semuanya hanya buram namun terasa nyata.

Suara deringan telfon terdengar dari meja lampu disebelah kasurnya. Ia ulurkan tanganya dan mengambil hanphonenya. Senyuman lembut terukir dibibirnya saat dia melihat nama yang muncul di handphonenya. Dia tekan tombol hijau dan mendekatkan benda kecil itu ketelingan kanannya.

“Nenek…”

“Taeyeon ah.. Apa kau bermimpi buruk lagi? Kau tidak apa-apa?” si penelfon membombardirnya dengan pertanyaan setelah Taeyeon mengangkat telfonnya dengan suara bergetar. Taeyeon terkekeh lucu.

“Aku tidak apa-apa, nek. Sepertinya telingamu masih tajam seperti dulu”

“Yah, kau anak nakal! Aku masih belum terlalu tua, tentu saja aku tidak tuli dan instingku masih setajam panah. Yah yah Kim Taeyeon. Jangan menjilati tanganmu itu tidak higienis! Akan kutelfon ibumu.”

“ah neneek~” Taeyeon yang ketahuan, merengek dan mememajukan bibir bawahnya dengan lucu. “tapi ini… baik! Aku akan mandi. Pft. Kau menyebalkan.” Neneknya hanya tertawa kecil.

“sudahlah akan kututup. Sampai jumpa nanti saat makan malam!”

“un! Hati-hati dijalan, nek.”

Taeyeon meringkuk diatas kasur dan meregangkan tubuhnya seperti kucing. Ia segera berjalan menuju kamar mandi. Dia nyalakan showernya dan mengaturnya untuk air panas. Ia buang bajunya ke tuhan-tau-kemana. Dia berdiri dibawah shower dan segera menyabuni tubuhnya secepat mungkin. Berusah tidak terkena air terlalu lama. Dia benar-benar tidak menyukai air.

Saat kecil, dia hanya menjilati tubuhnya. Dia merasa sudah sangat bersih hanya dengan itu. Tapi teman-temannya menjauhi dia karena bau. Sejak itu dia berusah mati-matian belajar mandi.

Dunia benar-benar membenciku!